Look at the picture!!! Ibu guru muda berhijab yang ada diantara
anak-anak itu adalah “TANTI AMALIA’. Anak-anak biasa memanggilanya bu Atti atau
bu Tanti, Sosoknya sederhana, ramah, suaranya lembut dan keibuan cocok sekali
dengan profesinya sebagai guru di SDLB Kaliwates Jember. Dia tidak sendiri,
biasanya selalu berpasangan dengan ibu Novi, sayang tidak ada foto ibu novi
diantara anak-anak itu, karena jangan-jangan ibu Novi yang mengambil gambar
mereka itu. Foto ini aku save dari profil picture BB ibu Tanti hehee
Tentunya tidak mudah menjadi seorang guru SDLB yang setiap hari harus
menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus dengan berbagai macam karakter yang
berbeda-beda, butuh kesabaran tinggi, kemampuan berkomunikasi yang baik serta
yang utama adalah keikhlasan.
Sudah hampir 2 tahun ini sejak Adhimas aku pindahkan dari sekolah SLB
Bintoro ke SDLB Kaliwates ada dibawah bimbingan dan pendampingan bu Atti dan bu
Novi, mereka layaknya ibu bagi Adhimas, Darin, Rayhan juga anak-anak yang lain
ketika berada disekolah. Membimbing anak-anak utuk mandiri mulai dari melapas
dan memasangkan sepatu sendiri, membaca, mengaji, menyanyi, menggambar juga
banyak hal lain yang harus diajarkan. Mengajar anak-anak disekolah umum mungkin
menjadi hal yang biasa meskipun sama-sama harus memiliki keterampilan, kesabaran
juga komunikasi yang khusus tapi mengajar untuk anak-anak berkebutuhan khusus
di SDLB seperti mereka adalah hal yang luar biasa.
It’s amazing ketika suatu kali aku mengantar Adhimas berangkat sekolah
dan menghantarnya hingga pintu kelas, aku melihat ibu Atti menyambut beberapa
anak-anak yang datang dan menyalami serta mencium pipi mereka yang sepertinya
merupakan hal yang rutin dan seringkali dilakukan. What is the mean amazing??? Lihatlah…
ketika banyak orang melihat sebelah mata bahkan kadang jijik terhadap anak-anak
berkebutuhan khusus dengan hanya bisa menatap aneh serta mengeluarkan kata-kata
“kasihan ya?” , tapi ibu Atti justru dengan tulus memperlakukan mereka dengan
penuh kasih sayang bahkan mencium mereka tanpa ada rasa bahwa mereka berbeda.
Pernah juga ketika suatu kali aku merayakan ultah adhimas yang ke 7
tahun dikelas, aku dokumentasikan beberapa aktivitas anak-anak yang dibimbing
oleh ibu Atti dan bu Novi serta beberapa wali murid yang juga membantu dalam
acara itu. Sesampainya dirumah, aku lihat kembali foto-foto hasil jepretanku di
layar laptop. Hap! Aku menangkap sebuah foto dimana disana ibu Novi yang waktu
itu sedang hamil besar menyuapi kue tar pada salah satu siswa down sindrom dengan
wajah penuh ketulusan terabadikan. Itu bukan akting, pose ataupun sebuah drama
yang sengaja direkam, tapi itu adalah sebuah kejadian nyata yang tanpa sengaja
ter-candid.
Aku juga seorang guru dan aku mengajar disekolah umum,tapi jujur aku
tidak akan mampu seperti mereka, aku manusia biasa yang tidak jarang
ngomel-ngomel ketika murid-murid membuat gaduh atau marah ketika mereka melakukan
perbuatan yang menganggu di kelas. Tapi bagaimana dengan bu Atti dan bu Novi? Mereka
tidak akan marah-marah ketika beberapa anak yang tidak jarang berperilaku
menjengkelkan, mereka hanya mengatakan “tidak..tidak sayang… ayo duduk yang
manis”.
Subhanallah, diantara anak-anak yang lahir dengan berkebutuhan khusus
Allah juga menciptakan guru-guru yang memiliki hati mulia dengan pengabdian
yang tidak bisa dinilai dengan materi.
Doa kami semoga bu Atti dan bu Novi mendapatkan berkah yang melimpah
dari Allah sebagai ganjaran dari setiap ketulusan juga keikhlasan. Serta untuk
semua guru-guru anak-anak berkebutuhan khusus yang lain tentunya.
Buat bu Novi, semoga untuk kehamilan kali ini menjadi barokah, sehat
ibu dan bayinya.
Khususon untuk ibu Atti semoga sukses dalam karier, dalam jodoh tidak
lagi long distance relation ship jadi bisa mengakhiri masa lajang penuh kegalauan
hihihiii…dan menikah dengan orang yang dicintainya. We love u momy… May Allah
blessing u ;)